Pernahkan anda mencuri waktu untuk berzikir kepadaNYA?
SAYA sangat menginginkan menjadi seorang Pencuri Termulia, adalah mencuri waktu untuk berzikir dalam hati disaat sedang bertugas, kerja bahkan sedang ngopi diwarung bersama keluarga atau teman.
Imam
Ghazali dalam kitabnya “Dzikurllah” menulis, “Jika Anda bertanya,
kenapa dzikir kepada Allah yang dikerjakan secara samar oleh lisan dan
tanpa memerlukan tenaga yang besar menjadi lebih utama dan lebih
bermanfaat dibandingkan dengan sejumlah ibadah yang dalam pelaksanaannya
banyak mengandung kesulitan?”
- “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya
- “Dzikir kepada allah Ta’ala adalah ibadah terbesar dibandingkan ibadah lainnya,” demikian kata Ibn Abbas RA
Imam
Ghazali menjelaskan bahwa dzikir mengharuskan adanya rasa suka dan
cinta kepada Allah Ta’ala. Maka tidak akan ada yang mengamalkannya
kecuali jiwa yang dipenuhi rasa suka, dan cinta untuk selalu mengingat
dan kembali kepada-Nya.
BACA:
Bacalah Makna dan Hakikat Shalat
Corak kekejaman orang tua
Orang
yang mencintai sesuatu akan banyak mengingatnya, dan orang yang banyak
mengingat sesuatu (meskipun pada mulanya ini adalah bentu pembebanan)
pasti akan mencintainya. Begitu halnya dengan orang yang berdzikir
kepada Allah Ta’ala.
Apabila
seorang Muslim sampai pada derajat suka berdikir, maka ia tidak akan
melakukan erbuatan lain selain dzikir kepada Allah Ta’ala. Sesuatu yang
selain Allah adalah sesuatu yang pasti meninggalkannya saat kematian
menjemput. Nah, di sinilah urgensi mengapa setiap jiwa sangat
membutuhkan amalan dzikir.
Dengan demikian, apa saja manfaat utama dari amalan yang sampai dibahas secara khusus oleh Imam Ghazali ini?
Pertama, kebahagiaan setelah kematian
Ketika
seorang Muslim meninggal dunia, maka harta, istri, anak, dan kekuasaan
akan meninggalkannya. Ya, tidak ada lagi yang bersamanya selain dzikir
kepada Allah Ta’ala. Saat itulah, amalan dzikir akan memberikan manfaat
yang luar biasa bagi diirnya.
Imam
Ghazali memberikan ilustrasi menarik akan hal ini. “Ada orang bertanya,
‘Ia sudah lenyap, lalu bagaimana perbuatan dzikir kepada Allah masih
tetap kekal bersamanya?”
Imam
Ghazali pun menjelaskan, “Sebenarnya ia tidak benar-benar lenyap, yang
juga melenyapkan amalan dzikir. Ia hanya lenyap dari dunia dan alam
syahadah, bukan dari alam malakut. Hal ini tertera dalam Al-Qur’an Surah
Ali Imran ayat 169-170.”
Kedua, senantiasa diingat oleh Allah Ta’ala
Di dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman;
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
“Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (QS. Al-Baqarah [2]: 152).
Tsabit
Al-Banani berkata, “Saya tahu kapan Allah mengingatku.” Orang-orang pun
merasa khawatir dengan ucapannya sehingga mereka pun bertanya,
“Bagaimana kamu mengetahuinya?” Tsabit menjawab, “Saat aku
mengingat-Nya, maka Dia mengingatku.”
Dalam
Hadits Qudsi juga disebutkan, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku akan
bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak
karena Aku.” (HR. Baihaqi & Hakim).
Subhanallah,
bagaimana kalau Allah yang mengingat diri kita yang dhoif. Bayangkan
saja, seorang kepala desa akan sangat senang jika dirinya senantiasa
diingat oleh gubernur atau presiden. Bagaimana kalau yang mengingat kita
adalah Allah Ta’ala, Rabbul ‘Alamin!
Pantas
jika kemudian sahabat Nabi Shallallahu alayhi wasallam, Muadz bin Jabal
berkata, “Tidak ada yang disesali oleh penghuni surga selain waktu yang
mereka lewatkan tanpa berdzikir kepada Allah Ta’ala.”
Ketiga, diliputi kebaikan demi kebaikan
Seorang Muslim yang senantiasa berdzikir akan senantiasa mendapatkan kebaikan demi kebaikan.
Rasulullah
bersabda, “Tiada suatu kaum yang duduk sambil berdzikir kepada Allah
melainkan mereka akan dikelilingi oleh malaikat, diselimuti oleh rahmat
dan Allah akan mengingat mereka di hadapan makhluk yang ada di
sisi-Nya.” (HR. Bukhari).
Sementara
itu hadits yang lain menyebutkan, “Tiada suatu kaum yang berkumpul
sambil mengingat Allah dimana dengan perbuatan itu mereka tidak
menginginkan apa pun selain diri-Nya, melainkan penghuni langit akan
berseru kepada mereka, ‘Bangkitlah, kalian telah diampuni.
Keburukan-keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan-kebaikan’.”
(HR. Ahmad).
Oleh
karena itu, sangat luar biasa kasih sayang Allah kepada umat Islam.
Manfaat dzikir yang sedemikian luar biasa bagi kehidupan dunia-akhirat
kita senantiasa Allah ulang-ulang di dalam kitab-Nya agar kita terus
menerus mengamalkannya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً
“Hai
orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah,
dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab [33]: 41).
Bahkan saat kita usai sholat pun, Allah tekankan agar kita terus berdzikir kepada-Nya.
فَإِذَا
قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُواْ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَى
جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ إِنَّ
الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَاباً مَّوْقُوتاً
“Maka
apabila kamu telah menyelesaikan shalat, ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring” (QS. An-Nisa [4]: 103).
Dengan
demikian, mari kita upayakan agar muncul rasa suka dan cinta untuk
senantiasa berdzikir kepada-Nya. Karena amalan ini sangat mudah
diamalkan dengan manfaat yang sangat luar biasa. Tidak saja menjamin
kebaikan di dunia, tetapi juga memastikan kebaikan di akhirat. Semoga
Allah anugerahi kita hati yang senantiasa suka, cinta dan rindu untuk
selalu berdzikir kepada-Nya. Wallahu a’lam.
sumber ref: intip berita
0 komentar:
Posting Komentar